Apakah Ibu pernah mendengar istilah selective mutism (SM) atau mutisme selektif? Selective mutism adalah gangguan berkomunikasi yang biasanya dijumpai pada anak yang memilih tidak berbicara pada situasi atau orang tertentu, meskipun ia mampu. Misalnya, anak tidak mau berbicara di sekolah. Padahal jika di rumah atau bersama temannya, ia banyak bicara.

ebook
Banner
Banner AKP

Seputar Selective Mutism

Kondisi mutisme selektif baru dapat terdeteksi setelah anak bisa bicara. Pada kongres tahunan di tahun 2000, para pakar dari American Pediatric Association (APA) mengemukakan bahwa SM secara umum baru disadari saat anak menginjak usia 3 tahun. Di usia ini anak semestinya sudah pintar berbicara, sehingga akan nampak perbandingan kemampuan verbalnya saat ia ada di berbagai kondisi dan situasi.

Para orang tua seringnya memaklumi hal ini dan menganggap bahwa buah hatinya hanya terlalu malu saja. Kebiasaan tersebut baru dianggap semakin parah saat anak berada di tempat baru atau bertemu dengan kawan baru. Padahal kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi merupakan salah satu bentuk kemampuan penting di masa tumbuh kembang setiap anak.

Apa Saja Tanda-tandanya?

Tanda-tanda anak yang mengidap mutisme selektif di antaranya adalah:

  • Selalu Gagal Berbicara pada Situasi Tertentu

    Pada situasi tertentu anak akan cenderung lebih diam atau malah diam sama sekali, misalnya di depan umum atau di depan kelas. Gejala ini berlangsung setidaknya selama sebulan setelah bersekolah dan bukan pada awal masuk sekolah akibat anak masih belum terbiasa.

    Artikel Sejenis

    Gangguan bicara ini bukan karena si Kecil tidak menguasai materi, merasa tidak nyaman, ada masalah dalam berbicara (misalnya gagap), dan juga bukan termasuk gangguan jiwa. Namun, dalam panduan tentang gangguan jiwa internasional disebutkan bahwa anak dengan selective mutism sering juga mengalami gangguan kecemasan, sangat pemalu, takut dengan lingkungan sosial, dan suka menarik diri.

  • Sangat Sensitif Terhadap Beberapa Rangsangan

    Beberapa anak dengan selective mutism juga diketahui sangat sensitif terhadap suara, cahaya, sentuhan, rasa, dan bau. Sebanyak 20-30 persen penderita mutisme selektif memiliki gangguan bahasa/berbicara. Misalnya, menimpa anak-anak yang datang dari keluarga dengan dua bahasa/multibahasa, menghabiskan masa kecil di daerah dengan bahasa asing, atau terpapar dengan bahasa asing pada masa-masa perkembangan bahasa (umur 24 bulan). Penelitian menunjukkan tidak ada kaitan antara selective mutism dengan kekerasan dan pengabaian.

  • Cemas Saat Berpisah dari Orang Tuanya

    Anak yang mengidap mutisme selektif mudah merasakan kecemasan di sebuah lingkungan tertentu, sehingga ia takut saat terpisah dari orang tuanya. Ia akan selalu menempel bahkan terkadang hanya mau digendong dan tidak mau turun sama sekali.

  • Cenderung Menarik Diri

    Tidak mampu berbicara, merasa cemas, dan tidak nyaman akhirnya membuat anak cenderung menarik dirinya dari tempat umum. Ia akan menyendiri di suatu sudut dan bermain seorang diri. Mungkin pada dasarnya ia ingin bergabung dengan teman-temannya yang lain, tapi rasa cemas yang berlebihan mengalahkan keinginannya tersebut.

Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi faktor SM tersebut. Namun para ahli perkembangan anak dan peneliti yang tergabung dalam APA berpendapat bahwa kurang lebih pemicunya yaitu sifat dasar yang sudah ada dalam diri anak sejak lahir. Anak yang mudah cemas cenderung akan mengalami SM yang disebabkan oleh reaksi berlebihan pada amygdala (sebuah bagian dari otak).

Amygdala secara fisiologis bekerja menerima dan memproses sinyal bahaya untuk dapat menentukan reaksi sebagai perlindungan diri. Amygdala pada anak yang mudah cemas sangat sensitif dan saat berada di kondisi yang asing atau ramai akan membuat alarm bahaya dalam dirinya menyala.

SM bisa juga disebabkan oleh faktor genetik, terutama yang terkait dengan gangguan kecemasan. Seringkali anak-anak dengan mutisme selektif menunjukkan perasaan cemas berlebihan, sering tantrum dan menangis, tidak mood, mengalami gangguan tidur, dan pemalu berat.

Cara Mengatasi

Untuk mengatasi anak yang mengidap mutisme selektif, Ibu bisa melakukan beberapa terapi di bawah ini:

  1. Terapi perilaku dan terapi bermain. Cara ini bisa efektif jika semua tekanan untuk berbicara dihilangkan dan buatlah anak merasa relaks dan terbuka. Jangan pernah mengancam anak selective mutism, karena akan memperberat masalahnya. Ajaklah anak ke sekolah saat belum banyak anak dan ajak berlatih bicara di depan kelas. Bisa pula dibantu oleh bimbingan psikolog.
  2. Obat-obatan. Pengobatan yang diberikan biasanya untuk mengatasi gangguan kecemasan. Saat kecemasannya berkurang, bisa dikombinasikan dengan terapi perilaku. Namun untuk memberikan obat-obatan tentunya Ibu perlu berkonsultasi dulu dengan dokter.
  3. Tambah kepercayaan diri. Yang terpenting, orang tua harus memberikan penilaian positif pada anak. Misalnya, jika anak suka kesenian, berikan dukungan sepenuhnya. Buatlah hari spesial untuk menunjukkan bahwa ia seorang masterpiece! Sering-seringlah mengajak anak ke lingkungan di luar rumah dan perkenalkan lingkungan baru secara perlahan agar ia semakin merasa nyaman dengan lingkungan sekitarnya, termasuk lingkungan sekolah. Jangan lupa libatkan pihak sekolah untuk membantu.

Penting untuk diketahui bahwa mayoritas anak dengan selective mutism bisa seperti anak normal lainnya jika berada dalam lingkungan yang menurut dia nyaman. Jika di rumah anaknya sangat aktif, banyak bicara, dan bahkan sangat dominan dan suka mengatur. Kebanyakan anak dengan selective mutism disebabkan kesulitan dengan lingkungan sosial. Bagi mereka, bicara di depan orang seperti tengah berada di atas panggung. Bahkan sebelum dipanggil, si anak sudah gemetaran dan cemas luar biasa. Meski bukan sebuah kondisi yang berbahaya, tapi gangguan ini dapat berdampak pada proses belajar dan bekerja saat ia sudah lebih besar. Untuk itu Ibu dan Ayah harus terus membantu dan mendukung buah hati agar lebih berani dan percaya diri. Semangat ya, Bu!

Sumber: https://www.ayahbunda.co.id

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.