Mengajarkan anak cara menghitung di dua tahun pertama kehidupannya merupakan langkah terbaik yang bisa Ibu lakukan. Sebab, sekitar 80% otak anak dibentuk di periode emas perkembangan (golden age). Pada periode tersebut juga pembentukan saraf secara mendasar sudah membaik dan terjadi hubungan antara sel-sel saraf. Dengan begitu, kualitas dan kuantitas sambungan sel saraf si Kecil ikut menentukan kecerdasannya.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada patokan usia terlalu dini untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung. Dengan catatan, kegiatan yang diberikan sudah sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu tidak memaksakan si Kecil untuk menguasai keterampilan melebihi tahapan yang sudah dicapainya.
Ada banyak cara menghitung yang bisa diterapkan kepada si Kecil. Pastikan Ibu mengajarkan si Kecil dengan cara yang menyenangkan, tidak membosankan, serta tidak membuat si Kecil tertekan. Jika Ibu menunjukkan cara menghitung yang membuat si Kecil merasa tertekan, kemungkinan ia akan malas untuk melakukan kegiatan tersebut. Lantas, bagaimana cara menghitung yang bisa diajarkan kepada si Kecil sesuai usianya?
Kemampuan Berhitung Anak Berdasarkan Usia
Tahap perkembangan setiap anak pasti berbeda, masing-masing anak memiliki waktu dan kecepatannya sendiri untuk belajar. Oleh karena itu, Ibu tidak bisa membandingkan antara tahapan perkembangan yang dicapai anak lain dengan si Kecil. Selain itu, belajar cara menghitung, membaca, dan menulis harus tetap menyenangkan bagi si Kecil. IDAI menjelaskan bahwa mengajarkan cara menghitung kepada anak bisa disesuaikan dengan kelompok usia. Berikut ini tahapan perkembangannya:
-
Usia prasekolah (2-3 tahun)
Pada usia prasekolah, anak mulai mengenal angka satu digit, mulai dari angka 1 sampai 9. Beberapa anak sudah mulai dapat menulis angka, yang bergantung pada kemampuan motorik halusnya. Di usia ini juga anak sudah dapat menghitung benda, terutama jika jumlahnya tidak lebih dari lima.
Selain itu, anak dapat mulai belajar mengelompokkan benda menjadi dua atau tiga kelompok menurut warna, bentuk, ukuran, atau sifat yang dapat dikenalinya. Sebagai contoh, si Kecil dapat diajak mengelompokkan balok menjadi dua kelompok, yaitu kuning dan biru.
-
Usia taman kanak-kanak (4-5 tahun)
Pada usia ini, anak sudah dapat mengenali angka 1 hingga 20. Anak usia taman kanak-kanak juga dapat memahami konsep jumlah yang ditunjukkan oleh masing-masing angka dan dapat menghitung benda dengan benar, apabila jumlahnya 20 atau kurang. Bahkan, beberapa anak sudah mulai dapat menghitung dengan kelipatan, misalnya 1, 3, 5, 7 atau 10, 20, 30, 40, dan seterusnya.
-
Usia sekolah dasar (6-10 tahun)
Memasuki tahun pertama sekolah dasar, kemampuan anak akan semakin meningkat. Umumnya ia sudah bisa belajar penjumlahan dan pengurangan dengan satu digit. Pada tahun kedua, anak mulai dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan dua digit atau lebih.
Di tahun ketiga dan keempat merupakan waktu anak mulai mempelajari perkalian dan pembagian. Kemampuan ini akan terus berkembang karena pada usia 11 tahun ke atas, barulah anak dapat mengerti sepenuhnya mengenai bentuk pecahan, desimal, persentase, dan geometri.
Tips Ajarkan Cara Menghitung yang Mudah
Setelah mengetahui kemampuan berhitung berdasarkan usia, kini saatnya Ibu mulai mengajarkan cara menghitung kepada si Kecil, terutama bagi anak usia taman kanak-kanak. Sebab, di usia tersebut orang tua sangat berperan penting untuk mengajarkan berbagai hal yang baik yang belum si Kecil dapatkan di luar rumah. Berikut ini beberapa tips mengajarkan cara menghitung yang mudah dan menyenangkan:
-
Ajarkan si Kecil urutan angka
Permainan ini mengajarkan urutan angka. Gunakan papan tulis untuk membentuk bentuk dengan titik-titik yang sudah diberi nomor. Selanjutnya, bantu anak menghubungkan titik-titik untuk menggambar bentuk itu. Misalnya, Anda dapat menggunakan 8 titik untuk membuat bentuk segi delapan dan membantu anak Anda menggambar segi delapan. Anda juga dapat membeli buku connect-the-dots, yang memiliki banyak gambar yang digariskan oleh titik-titik bernomor. Titik-titik ini harus dihubungkan secara berurutan untuk menggambar bentuk. Setelah bentuknya digambar, biarkan anak Anda mewarnai bentuknya untuk membuat permainan lebih menyenangkan.
Baca selengkapnya di artikel "Tips Mengajarkan Berhitung Bagi Anak Usia 3-6 Tahun", https://tirto.id/fLxk
-
Ajarkan cara menghitung sambil bernyanyi
Melansir laman resmi Parenting Firstcry, anak usia 3-6 tahun memiliki ketertarikan untuk bermain yang tinggi, tetapi ia mudah bosan. Nah, solusinya Ibu bisa menerapkan teknik mengajarkan berhitung sambil bernyanyi agar lebih seru.
Nada-nada yang menyenangkan dan lirik lagu yang mudah diingat bisa membuat si Kecil tertarik, sehingga ia pun mau mengikuti lagu yang Ibu nyanyikan. Cara menghitung ini bisa dilakukan sambil menggerakkan jari-jari agar si Kecil lebih mudah mengingat angka-angka tersebut.
-
Gunakan benda-benda di sekitar
Mengajarkan cara menghitung dengan menggunakan benda-benda di sekitar bisa membuat si Kecil tertarik. Sebaik contoh, Ibu bisa meletakkan dua sendok, lima gelas, dan mainan yang dimilikinya. Cara menghitung ini berhubungan antara angka dan jumlah benda tersebut.
-
Ajarkan cara menghitung dengan menulis dan menggambar
Tips mengajarkan si Kecil cara menghitung selanjutnya yaitu dengan menulis dan menggambar. Tuliskan angka dalam buku gambar dan mintalah si Kecil menggambar sesuatu yang menunjukkan jumlah angka tersebut. Sebagai contoh, Ibu bisa menulis angka 3 dan si Kecil menggambar tiga bunga. Cara menghitung ini bisa dilakukan sebaliknya, Ibu menggambar sesuatu dan minta si Kecil untuk menulis angkanya.
-
Berhitung dengan jari tangan dan kaki
Cara menghitung yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan jari tangan dan kaki. Sebagai contoh, Ibu bisa bertanya kepada si Kecil berapa banyak jari telunjuk yang ia miliki.
-
Buat permainan dengan teman sebaya
Cara menghitung yang satu ini bisa mengasah kemampuan sosial si Kecil lho, Bu. Sebab, beberapa anak tertarik untuk bermain dan belajar secara bersama-sama. Nah, Ibu bisa mengajak beberapa teman si Kecil untuk melakukan kegiatan bermanfaat ini.
Bagaimana Bu? Mudah bukan untuk mengajarkan si Kecil cara menghitung yang menyenangkan? Dengan begitu, si Kecil pun akan semangat dan antusias untuk melakukan kegiatan tersebut.
Seperti yang Ibu ketahui, cara menghitung menjadi salah satu proses pembelajaran yang penting bagi tumbuh kembang si Kecil. Agar si Kecil mudah menyerap informasi atau ilmu yang ia pelajari, pastikan Ibu memberikan si Kecil makanan yang kaya akan nutrisi dan gizi seimbang. Sebab, asupan nutrisi berperan penting terhadap tumbuh kembang si Kecil.
Salah satu nutrisi yang wajib dikonsumsi yaitu Asam Amino Esensial (9AAE). Ini karena Asam Amino Esensial (9AAE) berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, sebagai sumber energi, membangun antibodi, serta dapat mengangkut zat gizi pada tubuh si kecil. Tubuh tidak bisa memproduksi sendiri 9AAE, sehingga membutuhkan asupan dari sumber protein berkualitas, seperti susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan kacang-kacangan serta hasil olahannya.
Asam Amino Esensial (9AAE) juga harus dipenuhi dalam 9 jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat agar tumbuh kembang anak lebih optimal. Jika kekurangan satu jenis asam amino esensial, maka akan mengurangi fungsi optimal yang dibutuhkan oleh tubuh anak.
Kandungan 9 Asam Amino Esensial (9AAE) bisa secara lengkap Ibu dapatkan dalam Frisian Flag PRIMAGRO AAE 3+. Kandungan nutrisi dalam susu pertumbuhan ini sudah ditingkatkan dari sebelumnya, guna mendukung potensi tumbuh kembang optimal si Kecil. Susu Frisian Flag PRIMAGRO AAE 3+ juga diperkaya dengan 9 nutrisi penting lainnya, seperti minyak ikan, omega 3, omega 6, zat besi, zinc, protein, kalsium, magnesium, vitamin D3, serta vitamin dan mineral lain untuk mendukung potensi si Kecil tumbuh pintar, kuat, dan tinggi.