Stretch mark adalah guratan pada kulit yang sering muncul di bagian tubuh yang banyak mengandung lemak, seperti di payudara, perut atas, lengan atas, paha, dan bokong. Penyebab stretch mark cukup bervariasi, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap orang. Namun, biasanya stretch mark lebih sering ditemui pada mereka yang mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, Ibu hamil yang usia kehamilannya memasuki trimester terakhir juga kerap memiliki stretch mark.
Stretch mark pada awalnya terlihat seperti guratan yang berwarna merah, merah muda, atau ungu. Ketika kulit meregang dengan cepat, lapisan tengah kulit (dermis) akan menipis, sehingga lapisan di bawahnya muncul ke permukaan. Bila demikian, akan muncul garis atau guratan kemerahan, kadang disertai rasa gatal. Lama kelamaan akan berubah menjadi warna putih atau kelabu. Seiring berjalannya waktu, guratan atau garis dapat terlihat semakin samar, tetapi membekas.
Seperti yang Ibu ketahui, penyebab stretch mark memang beragam dan tidak semua orang mengalami kondisi ini. Umumnya, kondisi ini akan dialami oleh orang yang kulitnya mengandung sedikit kolagen, yaitu protein yang membuat kulit lentur.
Penyebab Stretch Mark
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab stretch mark pada sebagian orang. Meskipun penyebab stretch mark sering kali muncul saat kehamilan, namun ternyata ada beberapa faktor pemicu lainnya, antara lain:
-
Penyebab stretch mark: Kehamilan
Penyebab stretch mark yang paling sering dikeluhkan yaitu saat masa kehamilan. Saat hamil, tubuh akan membesar sehingga kulit akan meregang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Kondisi ini membuat serat elastis di bawah permukaan kulit pecah dan membentuk guratan atau garis halus yang disebut stretch mark. Tingkat keparahan stretch mark pada setiap ibu hamil bisa berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Janin memiliki ukuran yang cukup besar atau bayi kembar
- Kehamilan dengan cairan ketuban berlebih
- Riwayat stretch mark saat hamil pada keluarga kandung
- Hamil di usia muda yang membuat kulit lebih banyak mengalami peregangan
Bagi Ibu hamil yang ingin menghindari stretch mark, ada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, mencukupi kebutuhan cairan harian, melakukan olahraga rutin, dan menggunakan lotion. Meskipun Ibu hamil harus menjaga asupan makanan yang dikonsumsi, namun Ibu juga tetap harus menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan dengan tidak melakukan diet. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan kandungan yaitu dengan mengonsumsi susu khusus Ibu hamil dan Ibu menyusui, seperti Frisian Flag PRIMAMUM bisa jadi nutrisi tambahan karena mengandung protein, serat pangan, vitamin B9 (asam folat), zat besi, dan kalsium untuk mendukung kesehatan Ibu dan si Kecil selama di dalam kandungan hingga setelah lahir.
-
Penyebab stretch mark: Peningkatan berat badan yang drastis
Penyebab stretch mark ini sama seperti yang dialami oleh Ibu hamil, yaitu karena ada bagian anggota tubuh yang membesar, sehingga membuat kulit lebih banyak mengalami peregangan. Bagian tubuh yang rentan dengan kemunculan stretch mark adalah payudara, perut, bokong, paha, pinggul, dan lengan bagian atas. Meskipun kondisi ini normal, namun terkadang cukup membuat sebagian orang khawatir dan tidak percaya diri saat stretch mark muncul. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar stretch mark tidak berkembang, seperti:
- Menurunkan berat badan
- Menjalani pola makan sehat
- Gunakan pelembap yang mengandung vitamin A, vitamin E, dan cocoa butter agar kulit tetap lentur dan sehat
- Penuhi kebutuhan cairan harian dengan minum air putih sekitar 8-12 gelas sehari
-
Penyebab stretch mark: masa pubertas
Sebuah studi yang dipublikasi dalam US National Library of Medicine menyebutkan bahwa stretch mark merupakan kondisi normal yang dialami oleh laki-laki dan perempuan remaja. Salah satu penyebab stretch mark pada remaja adalah fase pubertas. Pada fase ini, terjadi perubahan hormon yang dapat menyebabkan masa pertumbuhan remaja menjadi cepat, sehingga memicu munculnya guratan atau garis pada kulit di beberapa bagian tubuh.
Selain itu, penyebab stretch mark pada remaja juga bisa karena perubahan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba, terlalu sering melakukan aktivitas fisik seperti angkat beban, dan kondisi medis tertentu.
-
Penyebab stretch mark: Riwayat keluarga
Penyebab stretch mark selanjutnya yaitu karena adanya faktor keturunan dari keluarga yang pernah mengalami kondisi ini juga. Biasanya stretch mark dialami oleh Ibu kandung, nenek, atau kakak.
-
Penyebab stretch mark: Gangguan kesehatan tertentu
Penyebab stretch mark yang dialami oleh sebagian orang yaitu karena adanya gangguan kesehatan tertentu, seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom marfan atau sindrom Cushing.
-
Penyebab stretch mark: Konsumsi obat-obatan tertentu
Penyebab stretch mark lainnya bisa muncul karena konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat berjenis kortikosteroid. Obat ini biasanya diresepkan untuk penggunaan jangka pendek. Sebab, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang merugikan, seperti dapat menyebabkan peradangan pada tubuh, penambahan berat badan, dan peregangan kulit yang memicu munculnya stretch mark.
Baca juga: Bagaimana Dampak Kekurangan Asam Amino pada Bayi?
Apakah Stretch Mark Bisa Dihilangkan?
Walaupun stretch mark tidak berbahaya dan akan memudar seiring berjalannya waktu, tetapi pada sebagian orang, stretch mark akan sangat mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri. Bila hal tersebut dialami oleh Ibu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memudarkan guratan akibat stretch mark ini. Tetapi, penanganan tersebut umumnya tidak dapat menghilangkan guratan-guratan secara sepenuhnya. Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Krim retinoid
Jika Ibu konsultasi dengan dokter terkait stretch mark, biasanya salah satu jenis pengobatan luar yang diresepkan oleh dokter adalah pemakaian salep obat golongan retinoid.
Setelah dokter melakukan evaluasi kondisi kulit, salah satu jenis pengobatan luar yang dapat diresepkan adalah pemakaian salep obat golongan retinoid. Namun, penggunaan krim ini memerlukan pertimbangan dan konsultasi dokter terlebih dahulu, terutama pada kondisi kehamilan dan menyusui.
-
Terapi sinar dan laser
Selain pengobatan luar dengan menggunakan krim, terdapat beberapa jenis terapi sinar dan laser yang dapat membantu merangsang pertumbuhan kolagen atau elastisitas pada kulit.
-
Mikrodermabrasi
Penanganan stretch mark ini melibatkan penggunaan peralatan medis untuk mengangkat lapisan luar kulit dan menunjang pertumbuhan kulit yang lebih elastis.
Cara Mencegah Stretch Mark
Meskipun kondisi normal, namun stretch mark tidak selalu dapat dicegah karena beberapa faktor, salah satunya karena faktor keturunan. Namun, ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk meminimalkan risiko munculnya stretch mark, di antaranya:
-
Menjaga berat badan sehat
Penyebab stretch mark yang paling sering dialami oleh sebagian besar orang yaitu karena pertambahan berat badan secara cepat. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menjaga berat badan dalam kondisi stabil demi meminimalisir munculnya stretch mark. Jika ingin menurunkan berat badan, lakukan juga secara bertahap.
Bagi Ibu hamil, penambahan berat badan juga sebaiknya dijaga, sehingga risiko mengalami stretch mark bisa menurun. Namun perlu Ibu ingat bahwa saat kehamilan disarankan untuk tidak melakukan diet atau menurunkan berat badan. Cukup jaga asupan makanan yang sehat dan bergizi seimbang selama masa kehamilan.
-
Menerapkan pola makan sehat
Pencegahan ini bisa dilakukan oleh remaja, Ibu hamil, dan orang-orang yang menghindari munculnya stretch mark pada kondisi normal. Makanan sehat dan segar juga dapat menjaga kulit tetap sehat, sehingga kemunculan stretch mark dapat dihindari. Ibu bisa membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan kaya akan protein, vitamin E, vitamin C, zinc, sehingga kolagen kulit bisa bertambah.
-
Menjaga asupan cairan
Selain menerapkan pola makan sehat, kebiasaan memenuhi asupan cairan harian juga dapat membantu menjaga kelembapan dan kelembutan kulit. Ini karena kulit yang terhidrasi dengan baik memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami stretch mark dibandingkan kulit kering. Sebaiknya, kurangi juga konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, karena minuman ini bisa meningkatkan risiko munculnya stretch mark.