Wah, si Kecil tiba-tiba rewel dan BAB terus menerus? Hati-hati, Bu. Bisa jadi, saat ini ia sedang terserang diare pada anak!
Saya termasuk yang pernah mengalami kondisi ini, Bu. Memasuki usia 7 bulan, si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan padat. Biasanya, saya menyajikan buah-buahan atau sayuran yang diolah menjadi bubur. Namun, proses penyesuaiannya ini tidak selalu berjalan dengan mulus. Salah satu dampaknya adalah, si Kecil bisa terkena diare.
Apa penyebab diare pada anak?
Sewaktu saya harus menghadapi kondisi ia terserang diare, saya coba untuk mencari tahu apa saja yang mungkin menyebabkan ia buang air berlebihan. Setelah membaca artikel terkait di internet, saya akhirnya tahu beberapa penyebab diare, yaitu:
- Infeksi yang disebabkan bakteri atau virus.
- Perut yang masih teralu peka terhadap kandungan makanan (biasanya pada kelompok citrus).
- Terserang penyakit lain yang memengaruhi tubuh si Kecil.
Baca juga: Waspada, Ini Penyebab BAB Berdarah pada Anak dan Solusinya
Makanan yang harus dihindari saat diare
Jika ia terserang diare, hindari memberikan si Kecil buah atau sayuran, seperti:
- Pir
Buah berwarna kuning ini memang memiliki kandungan air yang sangat banyak. Akan tetapi, sebaiknya hindari memberikan buah ini saat si Kecil terkena diare ya, Bu. Pada dasarnya, buah pir termasuk jenis makanan yang dapat memperlancar pencernaan dan mencegah konstipasi karena kandungan Vitamin C dan serat yang tinggi. Jadi, memberikan buah cantik ini saat diare dapat memperparah frekuensi buang air yang dialami. - Brokoli
Sayuran hijau yang satu ini termasuk tinggi akan serat. Sehingga, baik untuk pencernaan. Namun, saat diare menyerang, sebaiknya tunda dulu pemberian brokoli untuk si Kecil, ya. Ini karena biasanya kinerja sistem pencernaan juga akan terganggu. Oleh sebab itu, makanan tinggi serat justru dapat menambah aktivitas usus dan memperparah diare pada anak. - Kubis
Selain memiliki kadar serat yang tinggi, Ibu tentu tahu bahwa kubis dapat meningkatkan kadar gas pada usus. Saat diare, gas yang meningkat bisa memperparah aktivitas usus dan menyebabkan si kecil jadi semakin sering buang air. - Jagung
Menurut penelitian, jagung merupakan salah satu sumber serat yang baik. Oleh sebab itu, jagung bisa mendukung kinerja usus dalam mengolah makanan. Namun, seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, meningkatnya aktivitas usus justru dapat memperparah diare. Jadi, sebaiknya ganti jagung dengan makanan lain seperti kentang rebus agar perut si Kecil merasa lebih nyaman.
Jus yang terbuat dari buah berwarna merah ini sebetulnya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat diare menyerang. Kandungan gula bernama sorbitol yang terdapat pada jus apel kemasan/siap saji, dipercaya dapat memperparah diare, Bu. Sebaliknya, memberikan bubur apel buatan sendiri di rumah justru dapat menjadi pertolongan pertama diare pada anak.
Teruskan memberi ASI
Saat si Kecil terserang diare, penting bagi Ibu untuk terus menjaga asupan cairan yang diterima olehnya sekaligus mengembalikan cairan tubuh yang berkurang. Apabila diare yang ia alami tidak disertai dengan muntah-muntah, jangan berhenti memberikan ASI kepadanya ya, Bu. ASI yang dikonsumsi saat diare dipercaya dapat membantu si Kecil sembuh dengan lebih cepat. Akan tetapi, penting bagi Ibu untuk menjaga asupan makanan atau minuman Ibu selama menyusui. Seperti, hindari mengonsumsi minuman berkafein, soda, dan juga minuman yang mengandung gula tinggi.
Perlukah membawa si Kecil ke dokter?
Sebagai pertolongan pertama terhadap diare pada anak, berikan si Kecil pisang, nasi, bubur apel, dan roti bakar atau sering disebut dengan istilah BRAT (bananas, rice, applesauce, dan dry toast). Lalu, apabila diare yang dialami olehnya cepat mereda, sebaiknya tunda konsultasi ke dokter dan ganti kebutuhan cairan tubuhnya yang sempat berkurang ya, Bu.
Sebaliknya, jika Ibu sudah melakukan hal-hal di atas namun diare si Kecil justru berlangsung hingga lebih dari dua hari (atau bahkan disertai dengan keluarnya darah dari dubur, dehidrasi, dan demam tinggi), segera hubungi dokter atau ahli medis.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ibu memiliki pertanyaan lain seputar kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil, silakan berkunjung ke laman Tanya Pakar. Para ahli di sana akan menjawab pertanyaan Ibu secara langsung. Untuk dapat menggunakan fitur tersebut, jangan lupa untuk registrasi terlebih dulu ya, Bu.