Bu, tidak terasa ya sekarang si Kecil sudah mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Ibu tentu ingin memberikan makanan bayi yang kaya nutrisi agar tumbuh kembang si Kecil lebih optimal, kan?
Namun, terkadang pemberian makanan bayi jadi tantangan tersendiri karena beberapa kondisi, misalnya saat si Kecil belum terbiasa makan makanan padat, si Kecil sedang gerakan tanpa makan (GTM), sakit, dan lain sebagainya.
Pengenalan makanan bayi memang tak semudah yang kita kira ya, Bu. Banyak hal yang harus Ibu perhatikan, terlebih Ibu juga harus sabar menghadapi berbagai kondisi yang mungkin dialami si Kecil.
Sebagai langkah awal pemberian makanan bayi, ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan guna mempermudah saat mengolah dan menyajikannya untuk si Kecil. Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Tips Mengolah Makanan Bayi yang Benar
Berikut ini beberapa tips mengolah makanan bayi yang bisa Ibu lakukan mulai sekarang, antara lain:
-
Mulailah dengan yang sederhana
Bu, si Kecil menginjak usia 6 bulan dan baru diperkenalkan dengan beragam jenis makanan bayi? Ada baiknya Ibu memulai pemberian makanan bayi dengan memberikan si Kecil makanan yang teksturnya sangat lembut dan lunak, seperti bubur susu dan puree. Pada usia ini, si Kecil hanya mengenal rasa manis dan belum mengenal rasa lain, seperti asin, gurih, dan lainnya, serta variasi suhu makanan.
-
Mulailah dengan porsi kecil
Saat memberikan makanan bayi, Ibu bisa memulai dengan porsi kecil dan frekuensinya dimulai sekali sehari. Misalnya, porsi dua atau tiga sendok teh sudah cukup sebagai awalan pemberian makanan bayi. Ibu juga harus perhatikan kualitas makanan bayi yang diberikan, ya! Hal tersebut dikarenakan bahan makanan harus yang bermutu, menjamin kualitas gizi yang tinggi. Hindari jenis makanan yang membuat si Kecil alergi dan sakit perut.
-
Boleh memberikan makanan buah dalam bentuk jus
Sesekali Ibu bisa memberikan makanan bayi berupa buah-buahan. Namun, pastikan Ibu memberikan si Kecil buah yang teksturnya lembut, seperti pisang dan alpukat. Atau Ibu juga bisa memberikan buah-buahan yang diolah menjadi smoothies atau jus segar. Pastikan untuk mengurangi pemberian gula tambahan ya, Bu.
-
Jangan memberikan madu
Bila si Kecil belum genap 1 tahun, sebaiknya Ibu jangan memberikan makanan bayi yang mengandung madu. Sebab, madu dapat mengandung spora bakteri yang menyebabkan penyakit botulisme, penyakit langka yang hanya menyerang bayi dan menimbulkan gejala seperti sulit buang air, lemah, mudah menangis, kurang ekspresi dan gerakan kepala.
-
Kombinasikan makanan bayi yang variatif
Si Kecil tentu tidak setiap hari lahap saat mengonsumsi makanan bayi kan, Bu? Terkadang ia tiba-tiba sulit makan, rewel, menolak satu jenis makanan, dan kondisi lainnya. Hal tersebut sangat normal dialami oleh sebagian besar bayi yang sedang di fase MPASI.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Ibu bisa lho membuat makanan bayi yang variatif. Dengan begitu, si Kecil tidak akan bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Selain itu, ia juga jadi mengenal lebih banyak tekstur dan rasa dari makanan bayi yang Ibu sajikan. Tips ini penting untuk membantu mencegah si Kecil tumbuh menjadi picky eater.
-
Penuhi asupan protein hewani
Buah-buahan dan sayuran memang penting untuk mendukung kesehatan si Kecil, terlebih saat ia mengalami sembelit atau konstipasi. Ini karena buah dan sayur mengandung serat yang baik untuk pencernaan.
Namun, dalam masa tumbuh kembang, si Kecil membutuhkan sumber protein hewani agar bisa tumbuh lebih prima. Sebab, protein hewani mengandung 9 Asam Amino Esensial (9 AAE) yang lengkap. Nutrisi ini sangat penting untuk membangun dan memelihara sel-sel serta jaringan tubuh si Kecil.
9 AAE harus dikonsumsi secara rutin karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri, sehingga harus didapatkan dari makanan tinggi protein, seperti susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih.
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian dalam National Center for Biotechnology Information yang menjelaskan bahwa kekurangan 1 jenis dari 9AAE bisa menghambat potensi tinggi badan dan kecerdasan anak sebanyak -34%. Bahkan, kekurangan semua jenis 9AAE bisa menghambat hormon pertumbuhan sebanyak -50%. Ibu pasti tidak ingin tumbuh kembang si Kecil jadi terhambat, kan? Untuk itu, pastikan si Kecil mengonsumsi makanan bayi yang mengandung protein hewani dan nutrisi penting lainnya.
Ibu bisa mengolah makanan bayi yang dicampur dengan ASI agar kebutuhan nutrisi harian si Kecil terpenuhi dengan baik. Pemberian makanan bayi pun harus sesuai dengan jadwal yang mencakup sarapan, makanan selingan (camilan), makan siang, makanan selingan lagi, dan makan malam.
Di samping pemberian makanan bayi yang bergizi seimbang, Ibu juga tetap harus memberikan si Kecil ASI secara rutin. Ini karena ASI mengandung beragam nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Maka dari itu, Ibu juga harus menjaga dan meningkatkan kualitas ASI dengan cara mengonsumsi makanan bernutrisi. Setiap makanan dan minuman yang Ibu konsumsi akan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi bayi lho.
Nah, Ibu tidak perlu khawatir karena Ibu bisa mengonsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung 9 asam amino esensial (9AAE) lengkap dan 9 nutrisi penting lainnya untuk kebaikan Ibu dan si Kecil. Susu ini juga diperkaya dengan tinggi asam folat, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), serta tinggi DHA untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak si Kecil.
Susu Frisian Flag PRIMAMUM juga mengandung tinggi zat besi, tinggi zinc, dan sumber serat pangan inulin untuk mendukung daya tahan tubuh Ibu dan si Kecil. Ditambah kandungan tinggi kalsium dan tinggi vitamin C untuk mendukung pertumbuhan sel tubuh si Kecil.
Namun jika ASI dirasa tidak cukup, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu bertanya susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya Bu!
Bagi Ibu yang masih bingung saat memberikan makanan untuk si Kecil, saat ini sudah ada fitur Kalkulator Gizi dari Akademi Keluarga Prima. Fitur ini memudahkan Ibu untuk mengecek jumlah harian si Kecil yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelaminnya lho. Dengan begitu, Ibu bisa mengetahui apakah asupan gizi harian si Kecil sudah terpenuhi atau belum. Penasaran? Yuk, langsung coba fiturnya di sini.