Setelah lahir, si Kecil membutuhkan asupan gizi langsung dari ASI. Selain untuk mencukupi kebutuhan gizi, ASI juga berperan dalam pembentukan daya tahan tubuhnya. Namun, pada beberapa kondisi, Ibu tidak dapat menyusui langsung dari payudara. Hal ini bisa disebabkan karena pencernaan si Kecil yang belum bisa memproses ASI atau bahkan kondisi kesehatan Ibu yang kurang disarankan untuk menyusui.
Salah satunya yang mengalami hal tersebut adalah adik saya. Beberapa minggu yang lalu setelah melahirkan, ia baru saja mengetahui kalau si Kecil mengidap Galactosemia atau kelainan genetika pada bayi yang sebetulnya cukup langka. Saat mengetahui hal ini, ia merasa cukup terpukul karena kondisi ini membuat si Kecil tidak dapat mencerna ASI dengan baik. Untungnya, ia langsung mendapatkan perawatan untuk mengurangi risiko yang lebih parah.
Setelah mendengar kabar ini, saya pun langsung mencari informasi lewat internet perihal halangan bagi Ibu untuk memberikan ASI secara langsung. Jadi, apa saja kondisi yang membuat Ibu tidak dapat menyusui? Berikut ulasannya:
Memiliki riwayat penyakit Tuberculosis
Bu, apabila Ibu mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berupa Tuberculosis (TB) dan masih harus menyusui, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan, ya. Menurut The American Academy of Pediatrics, Ibu yang baru didiagnosa mengidap bakteri TB, harus menjauh sementara dari si Kecil karena bakteri ini mudah menular melalui jalur pernapasan. Agar ia tetap bisa mengonsumsi ASI, sebaiknya sediakan ASIP selama dua minggu pertama pengobatan dan biarkan Ayah atau anggota keluarga lain untuk memberikan kepadanya ya, Bu.
Sedang menjalani kemoterapi
Radiasi maupun obat yang Ibu terima saat melakukan kemoterapi, dapat memengaruhi kandungan dalam ASI. Seperti obat antitiroid atau zat-zat kimia lain pada metode pengobatan penyakit kanker yang berfungsi untuk merusak sel maupun jaringan yang rusak.
Si Kecil mengidap Galactosemia
Penyakit ini merupakan kelainan genetik yang termasuk langka, Bu. Jika si Kecil mengidap Galactosemia, maka ia akan kesulitan untuk mengolah galaktosa menjadi glukosa dengan benar. Hal ini disebabkan oleh adanya kekurangan dalam enzim yang bertanggung jawab untuk mengurangi kadar galaktosa yang memadai.
Mengidap HIV positif
Ibu tentu pernah mendengar jenis penyakit yang menyerang sistem imun tubuh ini, bukan? Nah, jika Ibu termasuk salah satu pengidap penyakit ini dan sedang mengonsumsi obat antiretroviral, sangat tidak dianjurkan untuk menyusui atau memberikan ASIP kepada si Kecil. Hal ini disebabkan oleh risiko kemungkinan berpindahnya virus HIV melalui ASI ke tubuhnya. Alangkah baiknya, jika Ibu mencari donor ASI terpercaya agar kebutuhan si Kecil bisa tetap terpenuhi dengan baik, ya.
Pernah menjalani operasi payudara
Jika Ibu pernah menjalani operasi payudara, kemungkinan besar produksi ASI Ibu bisa menurun. Akibatnya, Ibu tidak dapat memberi ASI eksklusif atau bahkan tidak bisa menyusui sama sekali. Hal ini disebabkan oleh jaringan yang merupakan kelenjar susu sudah diangkat. Solusinya, temukan donor ASI yang bisa Ibu percaya agar kesehatan si Kecil tetap terjaga.
Lima hal yang sudah saya bahas di atas, merupakan kondisi-kondisi di mana Ibu sangat tidak dianjurkan untuk menyusui langsung dari payudara atau berdekatan dengan si Kecil saat memberikan ASI. Memang, beberapa di antaranya terdengar cukup menakutkan ya, Bu. Namun, tetaplah optimis dan percaya bahwa masih ada jalan lain yang baik bagi tumbuh kembang si Kecil.
Agar hal-hal tadi bisa ditangani lebih cepat, ada baiknya jika sebelum memutuskan untuk memiliki momongan Ibu dan Ayah memeriksakan terlebih dahulu kesehatan masing-masing pihak. Biasanya, Ibu dan Ayah akan diminta melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui riwayat penyakit maupun kelainan genetik yang dimiliki.
Tetap semangat dan jangan putus asa ya, Bu. Apapun kondisinya, terus berikan yang terbaik untuk si Kecil demi tumbuh kembangnya ini, ya!