Bendungan ASI adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan payudara penuh dengan ASI, aliran darah dan jenis cairan lainnya. Kondisi ini umum terjadi pada Ibu menyusui.
Hal ini wajar dialami oleh Ibu baru dan masih baru mempelajari cara yang baik untuk menyusui. Sering kali Ibu baru akan merasa cemas dan panik saat merespon kondisi ini.
Menurut IDAI, di hari ketiga melahirkan sering kali payudara Ibu akan terasa penuh, tegang dan juga nyeri. Inilah yang dinamakan bendungan ASI ketika pembuluh getah bening menghalangi ASI untuk keluar dari payudara. Jika secara fisik, payudara Ibu akan terlihat bengkak dan nyeri.
Hal ini disebabkan bayi yang baru lahir masih belajar menyesuaikan diri untuk menyusu sehingga tidak ada pemicu dari luar yang membuat ASI keluar.
Memahami Kondisi Bendungan ASI
Secara umum, bendungan ASI terjadi karena peningkatan aliran darah di payudara. Secara umum, bendungan ASI muncul dari satu sampai dua minggu pertama saat memulai ASI eksklusif. Jika dijabarkan, berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab bendungan ASI:
- Melewatkan jam menyusui
- Tidak rutin memompa ASI
- Produksi ASI yang melimpah
- Menyusui bayi yang sedang sakit
- Bayi kesulitan mengisap ASI
- Terlalu cepat untuk menyapih
- Tidak memompa ASI di saat pertama kali mulai menyusui
Ibu bisa menghindari beberapa penyebab bendungan ASI di atas ini dengan peka akan tanda bayi lapar atau ingin menyusui. Jika perlu buat jadwal khusus untuk menyusui sehingga mencegah Ibu memberikan ASI baru saat si Kecil menangis.
Apa perbedaannya dengan mastitis?
Seringkali kondisi bendungan ASI disamakan dengan mastitis atau kondisi payudara bengkak. Mastitis adalah payudara yang meradang karena jaringan di dalamnya terinfeksi dengan bakteri. Sehingga infeksi ini menjadi sumbatan pada saluran ASI.
Nah, bendungan ASI tidak selalu berarti mastitis. Meski kedua kondisi ini sama-sama membuat kondisi nyeri, bengkak dan memerah tapi penyebabnya bisa bukan karena hal yang sama. Karena untuk penanganan mastitis dibutuhkan pengobatan antibiotik yang belum tentu dibutuhkan pada kondisi bendungan ASI.
Baca juga: Menjaga Kualitas ASI Melalui Pola Makan
Cegah Bendungan ASI dengan Cara Ini
Untuk mencegah kondisi bendungan ASI, ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan untuk menghindari kondisi dan penyebabnya. Beberapa caranya adalah:
-
Pastikan Ibu cukup waktu tidur dan istirahat
Hal mendasar yang harus Ibu lakukan untuk mencegah keluhan bendungan ASI atau kondisi kesehatan yang buruk lainnya adalah dengan memastikan jam istirahat Ibu untuk selalu terpenuhi.
Jika punya jam kosong, gunakan dengan baik untuk beristirahat. Salah satu cara yang bisa Ibu lakukan adalah dengan ikut tidur bersama si Kecil ketika mereka sedang tidur.
-
Rutin menyusui dan memompa ASI
Setelah hal yang mendasar, hal berikut ini menjadi kunci utama bagi Ibu menyusui untuk mencegah bendungan ASI. Karena dengan rutin menyusui dan memompa ASI, produksi dan keluar ASI frekuensinya menjadi seimbang sehingga tidak akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah. Isapan mulut bayi juga sangat efektif untuk memunculkan hormon oksitosin dan membantu saluran ASI menjadi lebih lancar.
-
Mengompres payudara secara berkala
Untuk memberikan relaksasi pada payudara, Ibu bisa mengompres dengan kompres hangat di waktu senggang. Selain dapat mengurangi penyumbatan di payudara, cara ini juga bisa menghindari Ibu dari rasa nyeri.
-
Pijat payudara
Untuk melancarkan saluran ASI di payudara, Ibu bisa melakukan pijat laktasi. Ibu bisa coba sendiri atau minta bantuan Ayah untuk membantunya. Pastikan Ibu melakukan langkah-langkah pijat payudara ini dengan yang disarankan oleh dokter atau bidan.
-
Mengubah posisi menyusui
Hindari menggunakan satu posisi menyusui apalagi hanya menyusui dengan salah satu payudara. Ubah posisi si Kecil atau tubuh Ibu secara berkala saat menyusui untuk mengoptimalkan aliran ASI ke semua area.
Baca juga: 6 Vitamin Ibu Menyusui untuk Meningkatkan Kualitas ASI
Itulah sejumlah informasi mengenai bendungan ASI yang perlu Ibu ketahui. Sambil mencoba beberapa cara di atas, Ibu harus selalu tetap menjaga produksi dan kualitas ASI demi asupan nutrisi yang baik untuk si Kecil sehingga tumbuh dan kembangnya selalu optimal dan terjaga.
Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung 9AAE (9 Asam Amino Esensial yaitu jenis protein siap serap yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh) untuk mendukung pertumbuhan sel otak, otot dan tulang si Kecil serta menjaga kesehatan ibu dan 9 nutrisi penting lainnya seperti: tinggi asam folat, omega 3 (ALA)/DHA, Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng agar kebutuhan nutrisi Ibu selama periode menyusui tercukupi dan produksi ASI meningkat
Frisian Flag Primamum adalah susu ibu menyusui dengan 9AAE + 9 Nutrisi Penting untuk melengkapi nutrisi Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag Primamum mengandung energi sebanyak 360 kalori, protein 18 gram, DHA 68 mg dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui. DHA dibutuhkan si Kecil untuk mendukung pertumbuhan sel otaknya di 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Frisian Flag Primamum tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin
Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Selain mengetahui bagaimana cara mengatasi bendungan ASI dan asupan apa yang perlu Ibu konsumsi untuk meningkatkan kualitas ASi, Ibu juga perlu terus memantau tumbuh kembangnya. Caranya adalah dengan menggunakan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang dikembangkan berdasarkan Growth Chart WHO. Yuk, coba sekarang di halaman ini!