Salah satu perkembangan yang penting untuk selalu dipantau orang tua adalah perkembangan kemampuan kognitif si Kecil. Masa kanak-kanak adalah masa dengan banyak proses tumbuh dan kembang. Setiap anak akan mengalami berbagai perkembangan yang menunjukkan bahwa otak dan kemampuannya berkembang. Demi mendukung tumbuh kembang si Kecil, Pastikan Ibu memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya.
Kemampuan kognitif adalah sebuah konstruksi proses yang melibatkan otak. Ini termasuk kemampuan untuk berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Tentunya ini merupakan sebuah kemampuan yang penting sekali untuk diperhatikan, karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan si Kecil.
Kemampuan Kognitif Menurut Teori Piaget
Ada sebuah teori perkembangan kemampuan kognitif yang dikembangkan oleh seorang psikolog Swiss, Jean Piaget, yang dikenal dengan nama Teori Piaget. Pertama kali diterbitkan pada 1952, Piaget berpendapat bahwa kemampuan kognitif adalah sebuah proses genetik yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Semakin usia bertambah, maka susunan sel sarafnya semakin kompleks sehingga kemampuannya pun turut meningkat.
Saat seseorang tumbuh, ia akan beradaptasi secara biologis terhadap lingkungannya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya beberapa perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan mental anak yang usianya berbeda, maka kualitatifnya pun akan berbeda.
4 Tahap Perkembangan Kemampuan Kognitif
Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat, yaitu:
-
Tahap Sensorimotor (0 - 24 Bulan)
Pertama ada tahap sensorimotor yang dialami oleh bayi baru lahir (0 bulan) hingga usia 24 bulan atau 2 tahun. Di tahap awal kehidupan, si Kecil masih sangat terbatas dari segi kemampuan kognitif. Namun, setiap anak terlahir dengan bawaan berupa refleks dan rangsangan untuk mencari tahu dunianya.
Perkembangannya berdasarkan pada tindakan yang dilakukan secara bertahap. Ia juga belum mampu mempertimbangkan apa saja keinginan, kepentingan, dan kebutuhan orang lain yang membuatnya dianggap egosentris. Beberapa kemampuan kognitif yang dimiliki oleh si Kecil di tahap usia ini antara lain:
- Suka memperhatikan sesuatu dengan waktu lama
- Memperhatikan suatu objek sebagai hal yang tetap dan ingin merubah letaknya
- Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dari objek di sekelilingnya
- Mencari rangsangan melalui suara dan sinar lampu
- Mengartikan sesuatu dengan cara memanipulasinya.
-
Tahap Pra-Operasional (2 - 7 Tahun)
Ciri utama perkembangan kemampuan kognitif si Kecil di tahap ini adalah mulai berkembangnya konsep intuitif dan penggunaan simbol. Tahap pra-operasional ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Pre-operasional (2 - 4 tahun): si Kecil sudah mampu mengembangkan konsepnya menggunakan bahasa sederhana yang sering mengalami kesalahan dalam memahami suatu objek. Ciri-cirinya antara lain:
- Mampu mengelompokkan objek secara tunggal dan mencolok
- Mampu mengumpulkan benda-benda berdasarkan kriteria
- Mampu menyusun beberapa benda secara berderet
- Self counter yang sangat menonjol.
- Intuitif (4 - 7 tahun): pengetahuan yang diperoleh si Kecil didasarkan pada kesan yang agak abstrak. Ia dapat menyimpulkan, tapi belum mampu mengungkapkannya dengan kata-kata. Untuk itu si Kecil di kategori usia ini sudah mampu mengutarakan isi hatinya, khususnya bagi anak yang mempunyai banyak pengalaman. Ciri-ciri si Kecil di tahap ini antara lain:
- Sudah mulai mengenali hubungan secara logis atas hal-hal yang lebih rumit
- Meski kurang menyadari, tapi si Kecil sudah dapat mengkategorikan objek
- Dapat mewujudkan ide yang ada di pikirannya.
-
Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Tahap ketiga perkembangan kemampuan kognitif anak adalah operasional konkret yang dimiliki oleh anak di kategori usia 7-11 tahun. Berikut adalah ciri-ciri perkembangan aktivitas kognitif si Kecil pada tahapan ini:
- Sudah mampu mengelompokkan objek atau situasi tertentu dan mengurutkan sesuatu
- Kemampuannya dalam mengingat dan berpikir logis juga semakin meningkat
- Memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis
- Mulai dapat belajar membaca dan matematika
- Sikap egosentrisnya semakin berkurang secara perlahan.
-
Tahap Operasional Formal (Mulai 11 Tahun)
Memasuki usia pra-remaja, anak pada tahapan operasional formal memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
- Sudah menguasai penalaran dan berpikir secara abstrak.
- Mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapat.
- Memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti nilai dan cinta.
- Sudah dapat melihat realitas yang terkadang bisa abu-abu, tidak melulu hitam dan putih. Kemampuan ini sangat penting karena akan membantu ia melewati masa peralihan dari fase remaja menuju fase dewasa.
Baca juga: Pengaruh Peran Ayah dalam Keluarga pada Anak [Psikologi]
Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif
Perkembangan kemampuan kognitif si Kecil itu berbeda-beda, Bu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut:
-
Faktor Keturunan
Faktor keturunan akan menentukan perkembangan si Kecil secara intelektual. Artinya, seorang anak kemungkinan akan mempunyai kemampuan berpikiran yang mirip dengan orangtuanya, apakah normal, di bawah normal, atau di atas normal.
-
Faktor Lingkungan
Selain faktor keturunan, faktor lingkungan pun turut mempengaruhi tingkat kognitif atau intelegensi si Kecil. Ada dua faktor lingkungan yang paling meningkatkan perkembangan kognitif si Kecil, yaitu keluarga dan sekolah.
-
Faktor Keluarga
Seorang anak yang memiliki hubungan sehat dengan orangtuanya umumnya akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak memilikinya.
Hubungan sehat di sini maksudnya adalah anak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya. Hal tersebut sebagai fasilitas pendukung perkembangan kognitif seorang anak.
Sebaliknya, anak yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan orangtuanya, maka perkembangan kognitifnya pun tidak baik.
-
Faktor Sekolah
Guru memainkan peran sebagai pengganti orangtua di sekolah. Di tempat tersebut gurulah yang berperan dalam mengembangkan kemampuan kognitif murid-muridnya. Guru dan sekolah yang baik akan menghasilkan murid-murid yang berkemampuan kognitif baik pula.
Stimulasi Kemampuan Kognitif Si Kecil
Tentunya si Kecil akan membutuhkan stimulasi yang tepat agar kemampuan kognitifnya dapat berkembang dengan baik. Untuk itu, Ibu perlu menerapkan beberapa rangsangan seperti berikut ini:
- Belajar berhitung. Berhitung itu tidak selalu membosankan lho, Bu. Bila dilakukan dengan cara yang menyenangkan, si Kecil pasti akan suka belajar berhitung. Misalnya saja dengan mengajak si Kecil menghitung jumlah mainannya sambil dimasukkan ke dalam kotak mainan. Dengan cara ini, ia pasti akan bersemangat.
- Bermain puzzle. Mengajak si Kecil bermain puzzle akan membantu proses berpikirnya, Bu. Dari aktivitas ini, ia akan belajar berpikir secara strategis, mempertimbangkan berbagai cara, serta mengambil keputusan agar bisa berhasil menyusun puzzle dengan sempurna.
- Bermain peran. Melalui permainan peran, kemampuan motorik dan daya imajinasi si Kecil akan terlatih dengan baik. Tak hanya itu, permainan ini juga dapat mengasah logika, memperkaya kosakata, hingga mengenalkannya pada beragam karakter.
- Bermain musik. Ibu pasti sudah tahu bukan kalau musik itu memiliki manfaat bagi si Kecil? Musik dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan yang positif untuk si Kecil. Selain itu, ia juga bisa berlatih irama dan ketukan melalui bunyi pada beberapa alat musik.
Baca Juga: 7 Manfaat Memberikan Cerita Bergambar pada Si Kecil
Demikianlah informasi tentang perkembangan kognitif anak yang penting untuk Ibu ketahui. Kalau si Kecil kini berada di tahap apa, Bu? Pastikan Ibu selalu mendukung anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+.
Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil. Selain mengandung DHA tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.
Tak kalah pentingnya dari itu, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil secara berkala melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Fitur ini ini membantu Ibu untuk mengetahui penambahan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massa tubuhnya. Semua aspek pertumbuhan tersebut akan diukur serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk, coba fiturnya sekarang juga!
Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan bergabung sebagai member Ibu dan Balita, Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Yuk, daftar sekarang!