Adakah dari Ibu di sini yang anaknya sudah berusia 6 tahun? Wah, ia kini tentu sudah semakin besar, ya. Saya jadi ingat si Kecil dulu. Seiring dengan pertambahan usianya, semakin hari ada saja ulahnya yang harus membuat saya mengelus-elus dada.
Namanya juga anak kecil ya, Bu. Belum tahu mana yang salah dan benar. Semua ia lakukan sesuka hati. Tinggal kita sebagai orang tua yang harus rajin menghela nafas dan menahan emosi.
Menjadi orang tua, ketegasan sangat penting untuk diterapkan. Jika Ibu tidak tegas dalam memberikan pengasuhan, bagaimana si Kecil akan dapat pengarahan?
Sal Severe, penulis buku How to Behave So Your Child Will Too! mengatakan, sebuah sikap yang tegas sangat dibutuhkan dalam mendisiplinkan anak. Ketegasan dan sikap konsisten dari seorang ibu akan membantunya mendapatkan arah setiap akan melakukan suatu hal.
Misalnya, saat si Kecil tidak menghabiskan sayuran di piringnya. Ibu harus memberikan ketegasan apabila ia tidak menghabiskan sayur tersebut, maka ia tidak akan mendapatkan puding. Ketika Ibu melakukan ketegasan yang konsisten dan berulang-ulang, anak akan belajar bahwa tindakan yang membuat Ibu marah adalah tindakan yang salah.
Menjadi ibu yang tegas, tidak harus selalu beringas lho, Bu. Ketegasan yang dibutuhkan dalam mendidik anak adalah ketegasan yang tenang, namun dapat memberikan efek langsung padanya.
Saya selalu terkagum-kagum setiap melihat seorang teman yang hanya mengatakan dua-tiga patah kata, namun anaknya langsung menurut begitu saja. Tentu, saya langsung meminta tips darinya bagaimana menjadi ibu yang tegas tanpa harus beringas. Berikut ini ulasan saya khusus untuk Ibu.
1. Membuat peraturan yang jelas
Memberikan si Kecil sebuah arahan dalam bertindak, membutuhkan peraturan yang jelas. Ibu bisa membuat sebuah peraturan tertulis yang bisa ditempel di kulkas maupun di dinding ruang keluarga. Misalnya:
- Tidak ada kudapan setelah jam 8 malam.
- Hanya boleh menonton televisi setelah mengerjakan PR.
- Langsung cuci tangan setiap tiba di rumah.
Peraturan tertulis akan memberinya pengertian bahwa Ibu benar-benar serius dalam menetapkan sebuah peraturan. Tentu peraturan tersebut harus diiringi dengan konsekuensi apabila ada yang melanggarnya. Selain itu, peraturan tertulis dapat membuat si Kecil selalu ingat setiap kali ia melihatnya.
2. Jangan segan memberikan pujian
Ada konsekuensi untuk perbuatan buruk, tentu ada pula konsekuensi untuk perbuatan yang baik. Memberikan pujian atau penghargaan pada si Kecil dapat membuatnya merasa dihargai dan menyadari bahwa perilaku baiknya diketahui oleh Ibu. Ketika ia merasa dihargai oleh Ibu, ia tidak akan segan juga untuk melakukan hal yang sama.
3. Beri peringatan yang nyata
Peringatan kosong tanpa disertai dengan tindakan hanya akan dianggap sebagai omong kosong belaka. Si Kecil tentu tidak akan menanggapi hal tersebut dengan serius. Penting sekali untuk diingat, bahwa keseriusan yang terpancar di mata Ibu ketika memberi perintah, lebih ampuh daripada bentakan dan pukulan.
4. Percaya diri
Ini merupakan poin terpenting dalam menjalani peran sebagai seorang Ibu yang tegas. Ketika Ibu sedang memberikan perintah maupun peringatan pada si Kecil, bicaralah dengan pelan dan jelas. Tegaskan dengan kalimat yang singkat dan nada yang pasti. Misalnya seperti, "Nak, kerjakan PR-mu sekarang atau tidak ada televisi hingga akhir pekan." Jangan lupa untuk menambah ekspresi wajah serius dan tatapan mata yang tajam.
Kepercayaan diri yang Ibu pancarkan secara langsung akan memberikan rasa hormat dari si Kecil. Selain itu, rasa percaya diri itu dapat menunjukkan bahwa Ibu tidak main-main.
Cukup mudah kan, Bu? Menjadi seorang Ibu yang tegas tentu akan melahirkan perlakuan hormat dari si Kecil. Jangan lupa untuk melakukan empat tips di atas dengan serius dan bersungguh-sungguh. Selamat mencoba!